Senin, 23 Januari 2012

minyak bumi


Minyak bumi terbentuk sebagai hasil akhir dari penguraian bahan-bahan organik (sel-sel dan jaringan hewan/tumbuhan laut) yang tertimbun selama berjuta tahun di dalam tanah, baik di daerah daratan atau pun di daerah lepas pantai. Hal ini menunjukkan bahwa minyak bumi merupakan sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Terbentuknya minyak bumi sangat lambat, oleh karena itu perlu penghematan dalam penggunaannya.
Di Indonesia, minyak bumi banyak terdapat di bagian utara Pulau Jawa, bagian timur Kalimantan dan Sumatera, daerah kepala burung Papua, serta bagian timur Seram. Minyak bumi juga diperoleh di lepas pantai Jawa dan timur Kalimantan.
Minyak bumi kasar (baru keluar dari sumur eksplorasi) mengandung ribuan macam zat kimia yang berbeda baik dalam bentuk gas, cair maupun padatan. Bahan utama yang terkandung di dalam minyak bumi adalah hidrokarbon alifatik dan aromatik. Minyak bumi mengandung senyawa nitrogen antara 0-0,5%, belerang 0-6%, dan oksigen 0-3,5%. Terdapat sedikitnya empat seri hidrokarbon yang terkandung di dalam minyak bumi, yaitu seri n-paraffin (n-alkana) yang terdiri atas metana (CH4) sampai aspal yang memiliki atom karbon (C) lebih dari 25 pada rantainya, seri iso-paraffin (isoalkana) yang terdapat hanya sedikit dalam minyak bumi, seri neptena (sikloalkana) yang merupakan komponen kedua terbanyak setelah n-alkana, dan seri aromatik (benzenoid).
Komposisi senyawa hidrokarbon pada minyak bumi tidak sama, bergantung pada sumber penghasil minyak bumi tersebut. Misalnya, minyak bumi Amerika komponen utamanya ialah hidrokarbon jenuh, yang digali di Rusia banyak mengandung hidrokarbon siklik, sedangkan yang terdapat di Indonesia banyak mengandung senyawa aromatik dan kadar belerangnya sangat rendah.
Minyak bumi berdasarkan titik didihnya dapat dibagi menjadi sembilan fraksi. Pemisahan ini dilakukan melalui proses destilasi.
Tabel Fraksi-fraksi minyak bumi
Permasalahan terjadi ketika produk minyak bumi yang dimanfaatkann manusia memunculkan efek yang tidak diinginkan bagi manusia itu sendiri ataupun bagi lingkungan sekitar. Sebagai contoh adalah produk minyak bumi plastik, yang menimbulkan masalah pencemaran lingkungan karena sulit didegradasi (memerlukan waktu yang lama untuk menghancurkannya). Belum lagi bahaya tumpahan minyak bumi dalam jumlah besar di laut seperti yang terjadi pada bulan Maret 1989 di dekat Prince William Sound, Alaska (11 juta galon minyak bumi dari super tanker Exxon Valdex tumpah ke laut) yang menimbulkan kerusakan berat ekosistem laut. Bahkan menurut catatan, biaya yang diperlukan untuk membersihkan tumpahan minyak tersebut diduga mencapai 1,5 milyar dolar Amerika Serikat.
Oleh karena itu perlu dilakukan tindakan yang lebih efektif dan efisien dalam mengatasi limbah yang ditimbulkan oleh produk minyak bumi. Salah satu metode paling cepat adalah dengan degradasi minyak bumi yang memanfaatkan mikroorganisme atau yang sering disebut biodegradasi.
Dekomposisi Minyak Bumi
Degradasi minyak bumi dapat dilakukan dengan memanfaatkan mikroorganisme seperti bakteri, beberapa khamir, jamur, sianobakteria, dan alga biru. Mikroorganisme ini mampu menguraikan komponen minyak bumi karena kemampuannya mengoksidasi hidrokarbon dan menjadikan hidrokarbon sebagai donor elektronnya. Mikroorganisme ini berpartisipasi dalam pembersihan tumpahan minyak dengan mengoksidasi minyak bumi menjadi gas karbon dioksida (CO2). Sebagai contoh, bakteri pendegradasi minyak bumi akan menghasilkan bioproduk seperti asam lemak, gas, surfaktan, dan biopolimer yang dapat meningkatkan porositas dan permeabilitas batuan reservoir formasi klastik dan karbonat apabila bakteri ini menguraikan minyak bumi.
Di dalam minyak bumi terdapat dua macam komponen yang dibagi berdasarkan kemampuan mikroorganisme menguraikannya, yaitu komponen minyak bumi yang mudah diuraikan oleh mikroorganisme dan komponen yang sulit didegradasi oleh mikroorganisme.
Komponen minyak bumi yang mudah didegradasi oleh bakteri merupakan komponen terbesar dalam minyak bumi atau mendominasi, yaitu alkana yang bersifat lebih mudah larut dalam air dan terdifusi ke dalam membran sel bakteri. Jumlah bakteri yang mendegradasi komponen ini relatif banyak karena substratnya yang melimpah di dalam minyak bumi. Isolat bakteri pendegradasi komponen minyak bumi ini biasanya merupakan pengoksidasi alkana normal.
Komponen minyak bumi yang sulit didegradasi merupakan komponen yang jumlahnya lebih kecil dibanding komponen yang mudah didegradasi. Hal ini menyebabkan bekteri pendegradasi komponen ini berjumlah lebih sedikit dan tumbuh lebih lambat karena kalah bersaing dengan pendegradasi alkana yang memiliki substrat lebih banyak. Isolasi bakteri ini biasanya memanfaatkan komponen minyak bumi yang masih ada setelah pertumbuhan lengkap bakteri pendegradasi komponen minyak bumi yang mudah didegradasi.
Jenis Hidrokarbon yang Didegradasi Mikroba
1. Hidrokarbon Alifatik
Mikroorganisme pedegradasi hidrokarbon rantai lurus dalam minyak bumi ini jumlahnya relatif kecil dibanding mikroba pendegradasi hidrokarbon aromatik. Di antaranya adalah Nocardia, Pseudomonas, Mycobacterium, khamir tertentu, dan jamur. Mikroorganisme ini menggunakan hidrokarbon tersebut untuk pertumbuhannya. Penggunaan hidrokarbon alifatik jenuh merupakan proses aerobik (menggunakan oksigen). Tanpa adanya O2, hidrokarbon ini tidak didegradasi oleh mikroba (sebagai pengecualian adalah bakteri pereduksi sulfat).
Langkah pendegradasian hidrokarbon alifatik jenuh oleh mikroorganisme meliputi oksidasi molekuler (O2) sebagai sumber reaktan dan penggabungan satu atom oksigen ke dalam hidrokarbon teroksidasi. Reaksi lengkap dalam proses ini terlihat pada gambar 1.

Perkembangan seni rupa di Indonesia



Seni Rupa Zaman Prasejarah
1. Zaman Batu /Seni Rupa Zaman Batu
 a. Seni Rupa Zaman Poleolitikum( Batu Tua ) Karya peninggalanya :
* Kapak gengam ( chopper )
* Batu berwarna ( Chalcedon )
* Lukisan tangan dan babi

b. Seni Rupa Zaman Meseolitikum ( Batu tengah) Karya peninggalannya :
* Mata panah
* Batu penggiling
* Kapak batu

c. Seni Rupa Zaman Neolitikum ( Batu Muda/Dasar Kebudayaan Bangsa Indonesia) Karya peninggalannya :
* Kapak persegi
 * Kapak lonjong
* Gelang
 * Kalung
* Cincin dari batu berwarna
* Tembikar ( pengaruh masuknya bangsa cina ke Indonesia

d. Seni Rupa Zaman Megalitikum( Batu Besar ) Karya peninggalannya :
* Menhir
* Dolmen Kubur batu
* Keranda batu (sarcopagus)
* Punden berundak
* Arca batu

e. Seni Rupa Zaman Logam Zaman logam di Indonesia dimulai sejak tahun 500 SM, yaiitu sejak kebudayaan indo-cina masuk ke Indonesia. Kebudayaan logam di Indonesia hanya mengalami zaman perunggu. Berikut adalah beberapa peninggalan seni rupa zaman perunggu :
* Gendering perunggu
* Kapak perunggu
* Bejana perunggu
* Ragam hias

 Dari peninggalan benda-benda di atas, maka jelas sejak zaman prasejarah orang Indonesia sudah mengenal seni rupa meskipun masih sangat sederhana. Seni rupa tradsional Indonesia khususnya zaman prasejarah, selain untuk keperluan bertahan hidup, benda-benda karya seni mereka cenderung digunakan untuk kepentingan pemujaan (magis), seperti lukisan telapak tangan di gua leang-leang. Lukisan telapak tangan tersebut diduga sebagai lambang rasa duka cita atas meninggalnya keluarga mereka. Kemudian lukisan babi yang terluka diartikan sebagai lambang pengharapan agar perburuan mereka berhasil.


Seni Rupa Zaman Masuknya agama hindu,budha,dan islam (Zaman Klasik)

Zaman Hindu-Budha merupakan babak baru periodesasi kebudayan di Indonesia. Zaman ini juga di katakana sebagai akhir dari zaman prasejarah dan menjadi awal zaman sejarah. Hal ini di buktikan dengan adanya penemuan tulisan. Masa inipun sering dikatakana sebagai masa klasik. Peninggalan karya seni rupa pada masa Hindu-Budha yaitu prasasti dan candi. Prasasti adalah batu yang berisi sebuah tulisan tentang sesuatu peristiwa atau upacara tertentu yang dilakukan oleh orang-orang di lingkungan kerajaan. Pada zaman Hindu-Budha,banyak sekali kerajaan yang berdiri, mulai dari kerajaan kecil sampai kerajaan besar. Hampir semua kerajaan memiliki peninggalan yang berupa prasasti. Berikut adalah beberapa prasasti peninggalan kerajaan-kerajaan pada masa Hindu-Budha.
1. Prasasti ciaruteum yang bergambar telapak kaki (Kerajaan Tarumanegara)
2. Prasasti kedukan bukit ( 683),menyebutkan kemenangan Raja Dapunta hyang (Kerajaan Sriwijaya)
3. Prasasti canggal di Gunung Wakir (732), menyebutkan Banga Sanjaya membangun sebuah lingga di daerah Kunjara Kunya di jawa Dwipa (Kerajaan Mataram Kuno)
4. Prasasti tukmas di lereng Gunung Merbabu,menyebutkan adanya mata air dari sumber yang dapat di samakan dengan sungai gangga (Kerajaan Kaling)

Selain prasasti yang di sebutkan di atas, masih banyak lagi peninggalan kerajaan yang berkembang pada masa Hindu-Budha. Candi merupakan peninggalan zaman Hindu-Budha yang paling megah dan agung, karena orang zaman klasik membangunnya untuk tujuan yang agung yaitu untuk kegiatan spiritual. Candi berasal dari kata” Candika Gerha” yang artinya rumah dewi candika. Dewi Candika disebut juga Dewi Durga atau Dewi Maut. Orang membangun candi dengan harapan mendapat pertolongan dari dewi durga dalam kematianya sehingga candi kebanyakan berfungsi sebangai kuburan raja-raja. Pada perkembangan selanjutnya, Fungsi candi menjadi bermacam-macam di antaranya sebangai berikut :
1. Sebagai hiasan (Candi Sari)
2. Sebagai kuburan Abu Jenazah (Candi Budha)
3. Sebagai Pemujaan (Candi penataran)
4. Sebagai tempat Semedi (Candi Jalatunda)
5. Sebagai Pemandian (Candi Belahan)
6. Sebagai Gapura (Candi Bajang Ratu)

Seperti halnya zaman Hindu-Budha, zaman Islam juga memiliki peninggalan karya seni rupa yang cukup megah. Hasil karya seni rupa zaman Islam berupa arsitektur dan

seni hias Seni Arsitektur meliputi
* Masjid
* Makam
* Istana

 Seni hias meliputi
* Seni ukir
* Seni kaligrafi (arab)
* Seni wayang
* Seni batik


Seni Rupa Zaman Penjajahan
Hingga Zaman Modern
Perkembangan seni rupa sangat mudah dilacak dari bukti hasil karya yang tertinggal pada setiap tahapan zaman
Raden Saleh
Raden saleh syarif bustaman, lewat pamannya bupati terbaya semarang menjadi murid A.A.J. Payen ( pelukis keturunan Belgia) yang saat itu bekerja pada pusat penelitiaan pengetahuan dan keseniaan pemerintah Belanda di bogor.
terkenal sebagai perintis seni rupa modern yang berlangsung dari Tahun 1807- 1880
Tahun 1828-1839 raden saleh belajar melukis di Nederland, 1845 belajar lukisan potret di Jerman.
Tahun 1851 kembali ketanah air.
Tema yang diangkat
  1. Melukis potret atau wajah, terutama kalangan bangsawan
  1. Kehidupan binatang
  1. Pemandangan alam
Ketiga ciri tersebut melahirkan mazhab Mooi indie, Hindia molek, Hindia Jelita (1925)
Hindia molek “ Mooi Indie”/ Hindia Jelita (1925-1938)
Merupakan kelanjutan dari tokoh Raden Saleh.
Tokoh: R.Abdullah Suriosubroto, Wakidi, dan M.Pirngadi.
Luar : Adolf, Locatelli,Sayer, R. Bonet, Le Mayeur, danHans S.
- Karya-karya bercorak naturalis, realis
- Kunstkring adalah kelompok pelukis asing.
- Budi Utomo(1908)
Abdullah putra Dr. Wahidin Sudirohusodo sebagai
perintis Pergerakan Nasional.
- Tahun 1922 Ki Hajar Dewantoro Mendirikan Taman siswa
- Tahun 1928 Tercetus Sumpah Pemuda
- PERSAGI (1938-1942)
Tokoh : Basuki Abdullah, R.j. Katamsi, Safei sumarja,
Agus Djaja, S.Sudjono
Seni Rupa Zaman Penjajahan Jepang , awal Republik
Persagi Bubar Tahun 1942 , dilanjutkan dengan POETERA (Poesat Tenaga Rakyat ) Dengan Tokoh Empat Serangkai Soekarno, Hatta, Mas Mansyur, Ki Hajar Dewantara
Karya seni Rupa Pada Zaman ini bertemakan perjuangan dan realitas kehidupan social.